![]() |
| here |
"Kamu tuh jadi cewek kok jorok."
Itu adalah kalimat dengan aksen Jawa yang akan selalu saya ingat darinya. Jorok dalam artian kerjaan saya yang waktu dulu masih berantakan, meja kerja yang berantakan (sampe sekarang hehe), nyuntik tinta ke cartridge selalu belepotan, yah...hal-hal semacam itu dimana dia - yang dulu saya panggil 'Pak' kemudian seiring berjalannya waktu saya memanggilnya 'Mas' - selalu bilang saya jorok.
Saya di tempat ini belum lama, tapi dia sudah beberapa tahun lebih dulu dari saya. Mengenal dia selama kurang lebih empat tahun menjadikan kami seperti bukan lagi hanya sebagai rekan kerja, melainkan keluarga, seorang abang - setidaknya untuk saya. Dia, orang pertama yang mengantar saya pulang ke rumah, pada saat saya tidak ada tebengan.
Sedikit banyak, saya sering curhat ke beliau (Maturnuwun sanget Mas udah mau jadi 'tempat sampah' dari curhatan cengeng saya). Dan banyak hal yang saya pelajari darinya, perihal yang bersangkutan dengan pekerjaan. Photoshop, dimana tadinya saya benar-benar buta aplikasi edit foto itu.
Dia juga tempat saya banyak tanya-tanya saat saya masih terhitung karyawan baru dan awam dan sedang menggantikan salah satu karyawan (sepupu saya) yang sedang cuti melahirkan, di mana saat itu saya belum begitu berhubungan baik dengan atasan dan orang-orang di kantor.
Nggak akan ada lagi yang iseng mencoba mencabuti bulu-bulu halus di tangan saya. Nggak akan ada lagi yang mencomot makan siang saya, nggak akan ada lagi saingan suara speaker untuk stel musik setiap lembur (dan kamu selalu menang, Mas. Speakermu bagus, kenapa nggak kamu wariskan ke saya? huh)
Banyak sekali rasanya yang ingin saya tumpahkan di sini, tentang dia yang tadinya tidak saya kenal. Dia yang tadinya bukan siapa-siapa. Kini menjadi siapa-siapa, menjadi rekan, menjadi teman, menjadi kakak.
Sekarang kamu pergi Mas, meninggalkan gedung ini, meninggalkan saya yang pernah kamu didik. Saya akan benar-benar merindukan sosokmu Mas. Saya juga akan kangen dengan semua celetukkan-celetukkan pedasmu.
Apapun langkah yang kamu ambil, Mas. I always hope that will be the best way, or at least, a better way than before.
Wish you luck, Brother.
See you in another time, Mas.









