Minggu, 29 Desember 2013

Trip To Tasikmalaya.

Kata orang, kalo sesuatu yang direncanakan itu 'terkadang' malah rencana tersebut gagal. Saya malah sempat berpikir bahwa segala sesuatu itu harus direncanakan dahulu untuk mengantisipasi segala kemungkinan-kemungkin paling terkecil sekali pun yang di luar kendali. Tapi, kali ini, semuanya serba mendadak. 

Rencana ini sudah disusun sejak satu bulan yang lalu, kedua orang tua saya beserta keluarga dari Tante, merencakanan akan melakukan trip ke Tasikmalaya dengan tujuan - selain jalan-jalan - untuk menghadiri acara sunatan anak dari Tante dan Om saya. Ya, rencana hanya rencana, yang awalnya saya tidak masuk dalam rencana untuk ikut dalam trip tersebut. Rencananya, hanya keluarga dari Tante saya yang terdiri dari Tante dan Om, kedua anaknya dan Mama (sebutan untuk Nenek saya), kemudian Ibu dan Bapa saya. Saya dan adik saya? Kami - lagi-lagi - rencananya tidak ikut karena keterbatasan kapasitas tempat duduk di mobil yang hanya muat untuk delapan badan. Dan mereka berencana untuk pergi pada Minggu pagi, dan kembali pada Senin malam. Yang tentunya, Bapa saya akan mengambil jatah cuti satu harinya.

Selepas kerja malam itu, saya pun sudah membuat rencana untuk diri saya dan adik saya. Saya berencana untuk membeli beberapa film-film animasi yang bagus untuk saya dan adik saya tonton di rumah saat Ibu dan Bapak trip nanti. Tapi semua rencana itu berubah begitu beberapa jam sebelum saya pulang kerja, Ibu menelepon saya, beliau memberitahukan bahwa Bapak tidak bisa ikut trip karena tugas kantor akhir bulannya tidak bisa ditinggal. Jadi Tante saya minta agar saya dan adik saya ikut menggantikan Bapak. Well, satu orang digantikan dengan dua orang. Bersyukurlah badan saya yang masih ukuran standar (sombong) dan adik saya yang begitu 'langsing' tidak jadi masalah menggantikan Bapak. Hohoho. Dan hari keberangkatan pun berubah. Jadi, Sabtu pagi dan kembali Minggu Pagi.

Dan akhirnya, saya ikut! Horaaa!

Tujuan kami adalah Tasikmalaya perjalanan dengan mobil yang membutuhkan waktu sekitar tujuh jam. Jangan tanya bagaimana keadaan kabar pantat kami. Huuuuhf, hanya satu kata: Panas.

Saya baru tahu belakangan, bahwa ternyata sunatannya sudah berlangsung beberapa hari sebelumnya. Kami tetap datang untuk silaturahim dan bertemu dengan si Cimol. Adik sepupuku yang jadi penganten sunat. 

Kami menginap di hotel, satu kamar dengan dua tempat tidur single untuk sembilan orang. Hmm, well, ini masih tanggal tua. 

Dari yang saya lihat satu malam itu, Tasikmalaya bukan kota yang terlalu besar, bisa dibilang kecil dengan penduduk yang tidak terlalu padat. Udaranya pada malam hari cukup dingin. Sayang, saya tidak terlalu banyak mengambil gambar di hotel dan tempat kami makan malam. Sampai akhirnya kami kembali ke hotel untuk akhirinya 'ngelempengin' pinggang dan 'mendinginkan' pantat.

Esoknya, rencana pulang pagi kembali berubah, karena sayang sekali jika sudah berada di Tasikmalaya hanya menghabiskan waktu di sekitaran hotel. Kami akhirnya ke Tempat wisata kawah Galunggung.

Ini yang paling berkesan untuk saya di Tasikmalaya. Saya, adik saya, Ibu, Tante, Om dan kedua sepupu saya tidak menyerah untuk menaiki anak tangga sebanyak 620 demi melihat kindahan dan keluarbiasaan ciptaan Allah SWT dari kawah Gunung Galunggung. 





Nafas yang tersenggal, kaki yang begitu berat, semuanya langsung tidak terasa lagi begitu kedua mata memandang sekeliling saat sudah sampai pada puncak. 

Hijau. Satu warna yang mendominasi kawah dan sekelilingnya. 

Tidak akan ada kata-kata yang mampu lagi mengambarkan keindahan alam yang di ciptakan Allah SWT ini. Pemandangan yang tidak akan pernah saya temukan saat kembali ke ibu kota Indonesia.

Melalui anak tangga yang segitu banyaknya, rasanya begitu worth it dengan pemandangan alam yang disajikan Allah.










kawahnya hijau


ini view dari puncak tangga

sepupu sepupu

sepupu dan saya
Liburan ini memang tidak lama, hanya waktu yang sangat singkat. Itu sebabnya saya sangat menikmati setiap detiknya. Setiap kebersamaan, setiap canda, setiap gelak tawa, setiap langkah, setiap sudut mata saya memandang dan udara yang begitu segar. Ini yang disebut 'cuci mata' yang sesungguhnya.


Pictures from my own.



Selasa, 24 September 2013

SEHAT itu MAHAL

here
Kuping gue sebelah budek. Yang terdengar cuma bunyi dengung seperti ada lebah yang berkeliaran di dalamnya. Huh, menyebalkan sekali! Dan yang membuat hal ini luar biasa menyebalkan adalah; orang-orang di kantor mendadak sepertinya mempunyai suara yang cempreng. Baik laki-laki atau pun perempuan. Mendadak semua hal yang bersuara dan berbunyi menghasilkan bunyi dua kali lipat....bukan, tapi empat kali lipat menghasilkan suara yang luar biasa memekakkan telinga gue yang aktif. Damn!

Dan paling gue benci disaat seperti ini adalah suara telepon yang berdering. Terutama suara telepon di meja gue. Rasanya pengen gue taro di dalam laci aja atau gue pasang alat peredam suara aja kali.

Banyak yang kasih saran untuk ke THT, tapi...ini kan sekedar masuk angin (kata mamah), nanti juga hilang dengungnya (kata mamah lagi). Iya, gue juga udah sering kayak gini, budek sebelah gini karena masuk angin. Tapi kayaknya kelewat sering, dan lama-lama bikin muak.

Gue bener-bener kangen dengan aktifisasi (preet) kedua kuping gue. Nggak ada penghalang untuk mendengar, nggak perlu menajamkan dua kali lipat satu telinga untuk menangkap bunyi. I miss being health :"(

Tapi terkadang kalau lagi sehat, gue suka lupa. Iya, lupa untuk makan tepat waktu atau malah kadang lupa untuk makan. Lupa untuk nggak mandi kelewat malem. Lupa untuk mengarahkan arah kipas angin ke tembok bukan langsung ke badan. Sekarang, kalo udah seperti ini, yang bisa gue inget adalah kelupaan-kelupaan dan keteledoran gue semasa sehat.

"Sehat itu mahal broooo...." ujar seseorang kepada gue beberapa waktu yang lalu sebelum kuping sebelah kiri gue berdengung seperti ini.

"Iyeeeee." jawab gue sekenanya, dan tetap tidak mengindahkan kata-katanya agar gue makan siang.

Iya, SEHAT itu MAHAL. (kalau kau tahu maksudnya).







Senin, 09 September 2013

"Mungkin Belum Ketemu."


here

"Tapi lu hebat, bertahan karna percaya cinta. Gua? Ck, gua ga percaya lagi masa."
"Belom dapet yang pas."

***

Begitulah kata seorang sahabat dalam pesan singkat kami di malam hari kala itu. Saat kubilang, aku tidak percaya lagi dengan cinta, I really meant it. Setelah yang terakhir begitu menyakitkan, aku sanksi, apa ada cinta yang benar-benar suci? Apa ada cinta yang benar-benar tulus? Apa ada cinta yang tanpa menuntut? Apa ada cinta yang tanpa menyakiti? Apa ada cinta yang tidak mengekang? Apa ada cinta yang tidak berburuk sangka? Apa ada cinta tanpa dosa?

Ah, cinta. Satu kata yang terlihat simpel. Tapi memiliki sejuta makna yang tidak pernah kumengerti. Cinta benar-benar sesuatu yang abstrak yang benar-benar tidak pernah kurasakan lagi di mana letak kehadirannya dalam hidup? 

Aku tidak percaya lagi. Ya, memang. Bagiku itu hanya omong kosong saja. Omongan yang diucapkan saat logikamu tidak sehat. Padahal dalam hidup, selama kau hidup, logikamu harus terus berjalan agar menjagamu dari segala kegilaan dunia yang akan menyesatkanmu.

Saat logikamu rusak atau dirusak dan kau bilang tentang cinta, percayalah, saat kau tersadar kau akan gamlang. Apa yang kau tahu soal cinta itu? Tidak ada. Yang ada hanya tuntutan, paksaan, air mata yang kau namakan atas cinta. Ck, jadi itu cinta? 

"Belom dapet yang pas." Dia bilang. Ada sederet tawa jenaka setelahnya, tapi aku tahu, di seberang sana dia bersungguh-sungguh.

'Pas' mungkin dalam artian: cocok; baik; benar...entah apalagi.

Hei, tenang saja, aku masih normal.

Aku masih tersipu melihat teman sekelasku dalam mata kuliah Kewarganegaraan di kampus yang tampannya luar biasa. Aku masih berharap bertemu dengan dia saat mata kuliah tersebut, saat jam istirahat, saat pulang, atau bahkan hanya sekedar berpapasan. Ya, aku menyukainya, menyukai teman baruku itu. Tapi tidak cinta. Bukan cinta.

Mungkin kalimat yang tepat adalah "Belum ketemu."

Belum ketemu; bertemu; menemukan dia. Atau ditemukan oleh-Nya dengan dia. Dia yang masih absurd dalam masa depan yang belum terlihat, karena aku bukan peramal dan aku tidak percaya pada tukang ramal. Dia yang suatu hari nanti dengan caranya tanpa tuntutan, paksaan dan air mata memberikanku lagi keyakinan pada hatiku. Dan jika memang dia bisa, dia bisa mejelaskan dan menunjukkan bahwa cinta itu bukan omong kosong seperti yang kulihat.

Jadi sekarang, saat ini dan entah sampai kapan waktu membawaku berputar, aku belum menemukannya dan aku belum ditemukannya.




Kamis, 29 Agustus 2013

Wish The Best For You, Mas.

here

"Kamu tuh jadi cewek kok jorok."

Itu adalah kalimat dengan aksen Jawa yang akan selalu saya ingat darinya. Jorok dalam artian kerjaan saya yang waktu dulu masih berantakan, meja kerja yang berantakan (sampe sekarang hehe), nyuntik tinta ke cartridge selalu belepotan, yah...hal-hal semacam itu dimana dia - yang dulu saya panggil 'Pak' kemudian seiring berjalannya waktu saya memanggilnya 'Mas' - selalu bilang saya jorok.

Saya di tempat ini belum lama, tapi dia sudah beberapa tahun lebih dulu dari saya. Mengenal dia selama kurang lebih empat tahun menjadikan kami seperti bukan lagi hanya sebagai rekan kerja, melainkan keluarga, seorang abang - setidaknya untuk saya. Dia, orang pertama yang mengantar saya pulang ke rumah, pada saat saya tidak ada tebengan.

Sedikit banyak, saya sering curhat ke beliau (Maturnuwun sanget Mas udah mau jadi 'tempat sampah' dari curhatan cengeng saya). Dan banyak hal yang saya pelajari darinya, perihal yang bersangkutan dengan pekerjaan. Photoshop, dimana tadinya saya benar-benar buta aplikasi edit foto itu. 

Dia juga tempat saya banyak tanya-tanya saat saya masih terhitung karyawan baru dan awam dan sedang menggantikan salah satu karyawan (sepupu saya) yang sedang cuti melahirkan, di mana saat itu saya belum begitu berhubungan baik dengan atasan dan orang-orang di kantor. 

Nggak akan ada lagi yang iseng mencoba mencabuti bulu-bulu halus di tangan saya. Nggak akan ada lagi yang mencomot makan siang saya, nggak akan ada lagi saingan suara speaker untuk stel musik setiap lembur (dan kamu selalu menang, Mas. Speakermu bagus, kenapa nggak kamu wariskan ke saya? huh)

Banyak sekali rasanya yang ingin saya tumpahkan di sini, tentang dia yang tadinya tidak saya kenal. Dia yang tadinya bukan siapa-siapa. Kini menjadi siapa-siapa, menjadi rekan, menjadi teman, menjadi kakak.

Sekarang kamu pergi Mas, meninggalkan gedung ini, meninggalkan saya yang pernah kamu didik. Saya akan benar-benar merindukan sosokmu Mas. Saya juga akan kangen dengan semua celetukkan-celetukkan pedasmu. 

Apapun langkah yang kamu ambil, Mas. I always hope that will be the best way, or at least, a better way than before.

Wish you luck, Brother.

See you in another time, Mas.




Jumat, 23 Agustus 2013

Plans of The Life

Postingan kali ini gue buat berdasarkan sebuah pertanyaan dari seorang teman, "Memangnya apa sih rencana hidup lo?"

Jawaban gue, banyak.

Well, kita hidup hanya sekali kan? Jadi buatlah rencana hidup sebanyak mungkin. Karena buat gue, hidup tanpa rencana itu kayak hidup seperti zombie. Nggak ada rencana, nggak punya rencana, nggak ada tujuan.

Jadi apa saja rencana hidup gue :

1. Rencananya, gue mau kerja setelah sekolah. 
Rencana yang ini udah kesampean, walaupun pekerjaan yang gue dapat belum sesuai dengan minat dan mimpi gue. Setidaknya, rencana untuk bekerja sudah tercapai.

2. Rencananya, gue mau kuliah.
Yang ini sedang proses. Yep, besok tanggal 24 Agustus 2013, rencana gue yang nomer dua ini segera berlangsung.

3. Rencananya, setelah lulus kuliah, mau cari pekerjaan yang sesuai minat.
Memangnya apa sih minat gue? Cita-cita gue? Minat gue adalah jurnalis. Cita-cita gue keliling dunia sebagai jurnalis. Dan gue tau, untuk memenuhi minat dan mencapai cita-cita gue nggak semudah beli gorengan. Butuh proses, perjuangan, pengorbanan dan waktu yang nggak sebentar.

4. Rencananya, selain (nanti) sebagai jurnalis, gue pengen jadi penulis..
Nulisnyanya sih setiap hari, imajinasinya mampir juga hampir setiap hari, tapi mungkin memang belum waktunya aja tulisan gue cetak. Penolakan dari penerbit udah gue terima, bukan berarti setelah penolakan itu gue nyerah. Nggak lah. Dari penolakan itu gue tau, gue masih harus belajar lagi untuk nulis tulisan yang enak dikonsumsi, bukan cuma enak dibaca.

5. Rencananya, gue mau buka toko buku atau buka perusahaan penerbit.
Simbol dan bentuk kecintaan gue terhadap baca dan nulis. Rencana yang masih 50:50 sih. Karena rencana yang nomer lima ini rencananya akan dilihat perkembangan dari rencana-rencana nomer-nomer sebelumnya...jadi...ya begitulah.

6. Rencananya, setelah punya tabungan yang cukup, mau beli rumah. 
Rumah dengan design wood. Simple, warm and comfort. Nggak perlu besar, yang penting halamannya cukup untuk besar.

7. Rencananya, gue pengen pergi haji bareng Orang tua.
Tapi memang rejekinya untuk orang tua dulu. jadi setelah orang tua, mungkin gue, beberapa tahun kemudiannya. Setelah gue siap.

8. Rencananya, gue pengen bertualang.
Sendiri. Ke kota atau negara yang asing. Dimana nggak ada satu pun orang yang kenal gue atau pun sebaliknya. Tapi nggak yakin, orang tua bakal ngijinin sekali pun gue bisa lima bahasa asing.

9. Rencananya, gue pengen tinggal dalam beberapa waktu di London.
Kenapa London, gue suka London. Dari logat British-nya, dari suasananya, dan karena stasiun King's Cross ada di London. Pengen banget ngerasain musim dingin di London. Salju. Mungkin cari kerja sampingan. Mengorek kebudayaan mereka.

Sampai saat ini, baru sembilan rencana di atas yang berputar terus-terusan di dalam kepala gue.

Pernah ada yang tanya, setelah gue kasi tau apa saja rencana hidup gue sebelum gue mati. "Kenapa nggak ada rencana untuk berkeluarga? Nikah gitu?"

Gue senyum tipis ngedenger pertanyaannya. 

Tadinya gue pernah punya rencana untuk nikah muda. Yes, it WAS. Tapi setelah 'sesuatu hal' yang terjadi dalam hidup gue beberapa waktu yang lalu yang membuat gue melek, membuka mata gue lebar-lebar, tujuan kita hidup bukan cuma sekedar untuk menikah, kan? Kalau memang tujuan dari hidup semata-mata karena soal nikah, lalu kenapa banyak orang yang bercerai setelah menikah?? 
Lahir, sekolah, kuliah, kerja, nikah, lalu beranak cucu, then rest in peace? Lalu dimana makna 'hidup'nya?

Masing-masing orang mempunyai pandangannya sendiri-sendiri terhadap pernikahan. Kenapa gue nggak memasukkan pernikahan ke dalam rencana hidup gue? Karena bagi gue, pernikahan itu biar Tuhan yang mengaturnya untuk gue. Gue pribadi belum siap memenjarakan impian gue di dalam rumah tangga. Belum waktunya. Jadi bukannya gue nggak mau menikah, bukannya gue nggak mau memasukkan 'pernikahan' sebagai rencana hidup, tapi gue menyerahkannya pada Tuhan, biar Dia yang penjadi perencana dan pengatur untuk pernikahan gue kelak. :)

So, what your life's plan?






Jumat, 16 Agustus 2013

Mereka Pikir Gue Nggak Bisa.

Gue memang sepertinya lahir untuk menjalani hidup gue sebagai perempuan tomboy. Dan gue senang, selama gue masih tetap normal dan tetap berkodrat seperti layaknya perempuan. Tulisan kali ini terilham dari beberapa teman dan keluarga yang memberikan pertanyaan "Memangnya kamu bisa?" atau "Gue nggak yakin lo bisa." atas sesuatu hal yang menyangkut soal 'perempuan banget.'




Diantaranya adalah :

~High Heels.~
Jangan pikir karena gue lebih sering mengenakan sepatu Converse dari pada wedges, bukan berarti gue nggak bisa berjalan dengan High Heels, ya. Oh yeah...gue bisa pake High Heels dan berjalan dengan baik dengannya. Hanya saja jika ada pilihan High Heels atau kets, sudah pasti dijamin gue langsung memilih kets. 

Kenapa? Karena bagi kaki gue, High Heels nggak nyaman. Gue bisa berjalan dengan baik mengenakan high heels, tapi tidak bisa berjalan cepat secepat mengenakan kets. Gue tetap bisa naik-turun tangga dengan mengenakan high heels, tapi butuh waktu sedikit lebih lama, tidak seperti saat mengenakan kets, gue bisa melengkahi dua anak tangga sekaligus.

Olga aja bisa pake High Heels, kenapa gue nggak.

~Dress.~
Siapa bilang gue alergi dress? Siapa bilang gue nggak pernah pake dress. Kalo dibilang gue nggak punya dress, nah, itu baru betul.

Gue yang tomboy keren ini pun pernah mengenakan dress warna hitam lengkap dengan bolero dan high heels. Hal itu gue lakukan guna mengikuti sesi foto-foto untuk album kenangan SMA. Dimana saat itu temanya adalah Gothic. 

~Make Up.~
Gue nggak bisa make up? Oh tenaaang sodara-soadara. Gue bisa pake foundation, gue selalu pake pelembab dan bedak, dan kalau perlu, gue pake ayeliner, eyeshadow serta mascara. Dan juga blush on kalo gue lagi mood. 

Setomboy-tomboynya gue, gue tetep ber-make up kalo kondangan.

~Melakukan Ibadah Sunah.~
Dari luar mungkin gue terlihat cuek, tapi gue nggak akan sebut diri gue alim apa lagi suci. Dosaaa gue lebih banyak kayaknya. Tapi kalo dipikir seseorang seperti gue nggak pernah ibadah sunah, well, gue cuma bisa senyum. Hanya Tuhan yang tau. Gue juga nggak mungkin ngumumin kalau misalnya gue abis ibadah sunah, kan? Cukup antara gue dan Tuhan aja. :)

Ibadah sunah adalah satu-satunya cara gue untuk tetap balance menjalani hidup gue.

~Masak.~
Hey, biar bagaimana pun, gue ini tetap wanita tulen. Udah jadi kodratnya setiap perempuan itu harus bisa masak. Ya, gue bisa masak. Walaupun belum sehebat ibu, setidaknya masakan gue masih bisa ketelen dan dicerna baik di dalam perut.

Kalau ada yang berfikir gue cuma bisa masak mie goreng/rebus dan masak air doang, gue nggak masalah. Toh gue juga nggak akan masak untuk mereka.

~Nangis.~
Sekeras-kerasnya gue dan sekuat-kuatnya gue, tetep, gue ini cuma manusia biasa. Yang bisa nangis bahkan sampe mata bengkak. Ya.

~Lembut.~
Selama ini yang mereka tahu gue ini, galak, kasar, jutek, sinis. Easy guys...gue juga bisa menjadi lembut layaknya seorang perempuan paling feminin sekali pun. Tergantung orangnya dan tergantung situasinya. Muehehehe...

~Bangun Pagi.~
Putri Tidur. Itu sebutan orang rumah untuk menjuluki gue. Istilah catiknya adalah tukang tidur. Ibu bilang, gue kalo disuruh tidur susahnya minta ampun. Tapi begitu udah tidur malah kayak orang mati. 

Gue bisa kok bangun pagi. Pagi-pagi buta. Contohnya, waktu masih SMA dulu, setiap hari sekolah gue selalu bangun jam setengah lima pagi. Masak air mandi, siapin seragam yang bakal gue pake, kadang-kadang bikin bekel sendiri dan nyiapin sarapan sendiri. Jam 6 pagi gue udah berangkat, bahkan terkadang Bapa belom bangun tidur.

Sekarang pun, jika memang harus bangun pagi, gue bisa aja. Tergantung kepentingan apa yang mengharuskan gue untuk bangun sepagi itu.

~Nggak Tidur.~
Setukang tidurnya gue, gue malah sering nggak tidur. Terutama kalu hari libur. Yang gue lakukan adalan nonton berkaset-kaset dvd, dan nulis sampe pagi, trus nonton lagi trus nulis lagi atau main game. 

Bapa justru senang kalau hari libur, karena rumah pasti aman karena ada satpam gratisnya (baca: gue).

Dan beberapa hal lainnya yang mereka pikir mustahil gue lakukan, justru gue bisa gue lakukan.

So, what do you think of me? Think again ;)





Rabu, 14 Agustus 2013

Masih punya muka, rupanya.

Tau keledai, kan? Salah satu jenis hewan yang selalu diibaratkan untuk penggambaran sesuatu yang bodoh. "Jangan seperti keledai, selalu jatuh pada lubang yang sama." Begitulah kira-kira bunyinya. Aku pribadi, sama sekali tidak mau seperti perumpamaan keledai itu. Aku ingin menjadi aku yang berubah setiap harinya. Bukan berubah jati diri. Sama sekali bukan, melainkan merubah diriku untuk memperbaiki diriku setiap harinya. Aku tidak ingin menjadi seperti diriku yang kemarin. Melakukan kesalahan, dan melakukannya lagi di hari berikutnya. Tidak.

Tapi malam tadi aku menjadi saksi, bahwa sepertinya kau terlalu tidak mengerti bagaimana aku muak terhadapmu. How dare you came to my house last night? How dare you met my parents after all your statement about them? Dan berani kau bilang "Itu yang di kamar sombong banget."
Apa kau tidak dapat membedakan mana yang sombong dan mana yang muak?? Aku muak, asal kau tau.

Kalau saja bapak tidak memanggilku, aku tidak akan pernah keluar dari kamarku untuk menemuimu. 

Ya, ya, aku tau niatmu hanya untuk minta maaf dalam suasana lebaran, tapi apa kau tidak mengerti juga, aku sudah memaafkanmu, bahkan orang tuaku sudah tidak memikirkan lagi bagaimana perkataanmu dulu. Tapi bukan berarti kami menjadi open denganmu, ya. Kalau niatmu adalah karena Lebaranan, silahkan, namun jika kau mengharapkan lebih, kau tidak akan mendapatkannya. 

Jujur saja, atas semua perkataanmu dulu dan kebebelan otakmu dulu, rasa simpatikku hilang. Begitu pun dengan orang tuaku. Pikir saja, mana ada seorang anak yang tahan jika orang tua - terutama ibunya - dijelekan oleh seseorang yang tidak tahu apapun tentang keluarga tersebut. Tapi baiklah, aku sudah memaafkanmu, tapi bukan berarti aku melupakannya.

Jadi jika kau meminta maaf, ya aku maafkan. Namun jika kau meminta lebih, maka kau hanya membuang-buang waktumu saja.

Ah ya, kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku perihal pernikahanmu?




Senin, 12 Agustus 2013

So What?

Entah harus bicara dengan bahasa apa lagi denganmu. Apa kau tidak bisa lagi mencerna kalimat Bahasa Indonesia? Apa aku harus menghadiahimu Kamus Besar Bahasa Indonesia? Apa kau tidak lagi mengerti dengan kalimat "Aku Tidak Perduli Lagi." dan "Aku dan Kamu Sudah Selesai."

Aku sama sekali tidak pernah mengerti dengan pola pikirmu yang terlalu rumit dan menyusahkan. Ups, sorry to say that. But honestly, you're very disturbing me.

Now you came back again in the very new tidings that you are married. Whooa, congratulation! But honestly,  I really don't care. Ck. Well, thanks God finally you got your dream to married in the young age. But, did you think you should told me? Fella, for God's sake, you don't have to. Because I said, I DON'T CARE!

But for me it's sound so funny. Why? Because, let me remind you once again:

First, after we broke up, you said that you wouldn't find another girl.

Second, you told me that all woman in this universe are dog! (what the hell are you thinking??!)

Third, you said that you'll gonna destroyed all woman. (Hey, who do you think you are?! God??)

Fourth, you said that all woman are jerk. (Sigh! So, you think you are a holy man??)

And now, let see...you're married, hey, you still married with a women, right??

That's why I said you are funny, because for all your rude words about woman, you end up marrying a woman. Does is it funny??

Now you pronounce you're married to me. Sigh, what the hell I care about? What I suppose to do? Crying? Huuuft.

For your information, when the first time I heard about it, the first word that came out of my mouth was "Alhamdulillah."

I hope you could find your life with your wife. Hope you never ever again show and disturb my life

But after a couple days after your tidings of your marriage, you mention me at twitter that you miss me. WHAT THE HELL!! Do you forget that you have married?? Or...you're just pretend about your marriage? Pffft, if its true that you're just pretend, for God's sake, I don't know how I suppose to avoid you. And I believe that somethin' wrong with your brain. 

The point is I DON'T CARE. You tore my heart, you ruin my life, you took a lot of me, you insulted my family and the last you hit me. The pain in my cheek was nothing compared to the pain that you gave in my heart.

Maybe I forgiving you, but, I never forget what you did to me and how you ruin my future. But I wouldn't expecting you again. I still deserve get my future, but not with you!



Senin, 15 Juli 2013

Perjuangan dan Pengalaman

here
Kaki gua pegeeeeeellll.... Saat ini pengen banget langsung kabur ke tukang urut.

Tapi ini bener-bener nikmat. Jam tujuh pagi udah keluar dari rumah gua yang berada di tanah Cimanggis- Depok menuju Rawamangun. Kenapa gua bilang nikmat? Karena ini hari Senin dan karena ini bulan Ramadhan :')

Sepanjang Cijantung muaaaceeetttnya kampreeet cantik dan indah banget! Saingan kayak macetnya Tj. Priok -__-"

Ini yang disebut PERJUANGAN DEMI MASA DEPAN. Pasalnya gua yang notabene males banget jalan jauh sendirian, harus, HA-RUS jalan sendiri, naik motor, macet dan puasa pula untuk urusan masa depan gua. Yup, MASA DEPAN yang udah gua nanti selama kurang lebih empat tahun. Kuliah!

Dan di sini juga gua dapet pengalamannya. Gua yang nggak pernah ngurusin pendaftaran sekolah, kali ini turun tangan dengan bantuan temen-temen gua. Paling nggak, dari perjuangan gua pagi ini, gua dapat pengalaman. Dan dari Perjuagan dan Pengalaman ini pada akhirnya gua akan menikmati hasilnya, Dan gua udah siap mental untuk menjalani perjuangan-perjuangan  dan pengalaman-pengalaman lainya.

Sekarang, gua rasa gua akan kabur dari kantor dan menuju tukang jajanan urut, biar kaki gua bener lagi. Padahal naik motor, pegelnya norak begini. Gimana kalo jalan kaki?

Tetap SEMANGAT BROOOOHH :))



Rabu, 03 Juli 2013

Pendaftaran Pertama Kalinya.

Harusnya gua nulis ini setelah pulang dari pendaftaran tanggal 2 kemarin. Tapi berhubung badan gua yang udah teriak-teriak minta istirahat, mata gua yang udah ngayun-ngayun mulu dan modem di rumah hilang nggak tau dimana rimbanya, akhirnya baru bisa buka blog dan curhat hari ini :')

Jadi ceritanya begini *ehem*

Hari Senin, 2 Juli 2013, adalah untuk pertama kalinya dalam sejarah hidup gua, gua melakukan pendaftaran untuk kepentingan sekolah sendiri (baca: tanpa ibu), dan bersyukurnya gua ditemani sahabat tercintahhh Devi dan pacarnya.

Gua udah siapin mental untuk perdaftaran pertama kalinya ini, menurut kabar dari temen gua, universitas tersebut agak ribet. Maklum, universitas negeri. huh. Dan gua sama sekali buta tentang semua itu. Kalo aja gua nggak ditemani Devi dan bebebnya, gua pasti bener-bener bingung dan akan lebih lama untuk ngisi segala formulir-formulir tersebut. Anehnya, sama sekali nggak ada pemberitahuan sebelumnya untuk ngambil formulir registrasi harus ke gedung yang baru dan nyerahin formulir yang udah diisi tersebut ke gedung lama, akhirnya terpaksa kita bertiga bolak balik. Cakep bingiiit dah! Dan yang bikin betenya, gua bener-bener merencanakan untuk urusan pendaftaran ini harus kelar dalam waktu satu hari, tapi ternyata enggak. Gua diminta nanti balik lagi ke sana untuk melakukan pembayaran dan lain-lainnya lagi. Reseh banget kan? Apa memang kayak gitu kalo univ. negeri? Jadi penyelesaian hari ini belum kelar dan gua belom tenang, sampe nggak bisa tidur, nggak napsu makan, malas mandi. Karena udah dua hari, gua belom juga dapet telepon dari sana. Sedangkan gua dikejar-kejar kerjaan yang lagi banyak proyek. Jadi galau ga jelas gini kan gua jadinya. Sigh!

Dan belum tentu nanti devi bisa temenin lagi. Belum tentu juga Johan bisa temenin gua. Karena mereka kan juga punya kesibukan lain. Itu berati gua harus balik ke sana sendirian, alone, piyambak, seul, allein. Damn!

But maybe this is the first fight *think positive*




Minggu, 30 Juni 2013

All I need is my Bestfriend and my friends



Saya benci menjadi sensi seperti ini. Setiap kali datang bulan, mood saya langsung anjlok tanpa notifikasi terlebi dahulu. Saya sama sekali nggak suka keadaan saya dimana mood saya naik turun seperti ini. Saya ingin menjalani setiap detik hari saya dengan tawa, sesekali meledek orang lain, bercanda, ngerumpi, mendengarkan gosip-gosip terbaru, menjalani kegiatan saya dengan hati yang riang gembira, bukan dengan cemberut bibir manyun lima senti seperti ini. Ini sungguh menyebalkan. Sigh!

Disaat ‘tamu bulanan’ ini datang, nggak ada yang bisa saya lakukan untuk menunjukkan senyum, tawa bahkan keisengan saya seperti biasa. Saya akan lebih diam, walaupun saya ingin sekali ikut nimbrung ngobrol dan bercerita, walaupun saya ingin sekali ikut tertawa seperti mereka, tapi selalu ada sesuatu tak kasat mata yang menahan saya untuk tetap diam di tempat dan hanya menjadi penonton dan pendengar yang tersenyum ala kadarnya. 

Saya akan kesal dan benci dengan suara telepon di meja kerja saya. Saya akan benci dengan suara bos saya yang memanggil saya. Saya akan benci jika ada orang lapangan yang mengampiri meja saya. Saya akan benci semua hal, kecuali…jika saya berada di tengah teman-teman terdekat saya.

Ya, hanya dengan berada diantara sahabat dan teman-teman saya dan menggila bersama mereka, saya akan lupa bahwa saat ini, ‘tamu bulanan’ saya sedang datang. *love ya’ guys* *big hug*

Hanya dengan berimajinasi dengan mereka, saya akan sama sekali lupa bahwa saya ‘seharusnya’ dengan sensi dan bukan tertawa-tawa. 

Jadi, intinya, disaat “tamu bulanan” ini datang, yang saya butuhkan adalah sahabat saya, Devi. Dan teman-teman seperjuangan saya yang lainnya, yang selalu bisa berimajinasi dengan liarnya. Hanya itu yang mampu merubah cemberut bibir manyun lima senti saya dengan gelak tawa yang bikin pipi pegal.

Wish, I always have them in my entire life.









Senin, 24 Juni 2013

Dream about you, Mr. A

here
I didn't know what happen to me, but last night I remembered that I dreamed about you, Mr. A.

How are you anyway? Hope you were in good. It's been a long time we never see each other anymore since we were break up. Maybe around two years. And after this two years I finally dream about you. I saw your face clearly. Huh...what a shame, huh?

And now I come back make a question about that night, the night when we broke up. Why you never fight for us? Why you just gave in? Why you didn't wipe my tears? Why you let me to lose you? Why?

My sister's boyfriend told me that time, that "If he loves you, he must fight for it."

I was down that time, so when my sister's boyfriend told me like that, I immediately thought that as long as we were together you never love me. I drowned in my tears in three days, thought about you, about our flat conversation, about our laugh, about our habit, about my little sister that always bother our date but you never problem with that, about our conversation in the phone every night, about when the first time you told me that you miss me, about you when you taught my little sister to studied of Religion lesson, about you were always held my hand in public no matter what people stared to us, and you were always respect me like you respect your mother. 

Am I sad? Of course.

Now I just realize that you love me and  you took care of me in your own way. I knew that you wont gave in, but you had to, because you didn't want me to quarreled with my mother. For you, better lose your love than see me quarreled with my parents. And after that moment, I knew you hurt, but you sincere all. You never judges my parents or my family, you just introspection your self and you didn't blame anyone. And now I know why that night you didn't wipe my tears, because if you did it, you couldn't let go of me.

A few days after we broke up, after I heal my self, you came again to met my parents, to farewell with my parents and to thank that you ever have a chance be their son for a while. And for that last night of our, we back sat on the front porch, just made a little awkward and warm conversation. Since that night, I called you "Abang" and you called me "Ade."

This dream made me remember about you, Bang. 





Senin, 17 Juni 2013

SIGH!

here
Saya tidak suka orang-orang penjilat, bermuka dua, dan mereka yang hobi menjelekkan orang lain, senang menjatuhkan nama baik orang lain, senang mengadu domba atau mengkambing hitamkan orang lain.

Saya pribadi pun bukan orang suci, bukan orang baik-baik, bukan orang yang tidak pernah melalukan kesalahan, bukan ahli syurga, bahkan saya tidak lancar mengaji. Tapi paling tidak, 'kejahatan' yang saya lakukan tidak pernah menyusahkan atau membuat susah orang lain. Tidak! Saya selalu berusaha untuk melakukan sesuatu karena kemampuan saya, saya keluarkan semua kemampuan terbaik saya untuk menghasilkan sesuatu yang (saya usahakan) tidak akan merepotkan apa lagi menyusahkan orang lain. Kalau apa yang sudah saya lakukan ternyata menghasilkan sesuatu yang belum bagus, ya sudah, saya tidak akan mengkambing hitamkan orang lain karena kerjaan yang saya lakukan tidak sesuai. Pun saya tidak akan menjilat agar atasan memuji saya. Huuueeekk! Saya bukan pengemis pujian, saya bukan tipe orang yang harus menjilat atau menjatuhkan nama orang lain agar diri saya dilihat baik dan dipuji atasan. I-NEVER-BEING-LIKE-THAT.

Penjilat, bermuka dua, mengadu domba, menjatuhkan orang lain, mengkambing hitamkan orang lain, those fuc*ing things are never wrote in my life's dictionary.

Ada beberapa orang yang sangat, sangat, sangat, sangat menyebalkan, menjengkelkan dan mengesalkan di tempat saya mengadu nasib. Mereka menjilat, menjatuhkan, mengadu domba, mengkambing hitamkan, untuk mendapatkan pujian atau dipuji atau agar dilihat bagus oleh owner. Sigh! Kasihan sekali.

Saya tidak membenci mereka, saya hanya tidak suka dengan cara mereka menyikut dan mencoba untuk menjatuhkan kami. Kenapa saya sebut kami? Karena yang mereka sikut adalah kami yang tidak ada hubungan kekerabatan dengan owner. Saya tidak bilang semua yang mempunyai hubungan kekerabatan itu menyebalkan, tidak. Hanya beberapa (yang tidak perlulah saya sebutkan) selentingan yang tingkat menyebalkannya tinggkat dewa. Memerintah kami seperti memerintah babu, padahal dia bukan bos, tapi lagaknya seperti bos pemilik saham. Grrrh!

Sang owner malah jauh lebih down to earth dari pada mereka. Beliau justru lebih menghargai kami. Setidaknya itu yang saya tahu.

This is a family company. Saya selalu mengingatkan diri dan otak saya akan hal itu, agar emosi saya tidak kalap dan membutakan logika saya. Namun, disaat mereka membuat saya marah atau kesal, saya tidak sungkan menunjukkan kekesalan dan ketidaksukaan saya pada sikap mereka (kalau mereka punya kesadaran) pada beberapa kali saya sering bicara ceplas-ceplos, menangkis pernyataan mengesalkan mereka dengan perkataan saya yang runcing dan membuat mereka harus berkilah mencari alasan dan membuat mereka malah tersudut karena pernyataan mereka sendiri,  padahal saya sudah tahu kejadian sebenarnya seperti apa. Hahaha.

Saya pikir, orang-orang seperti itu hanya ada di sinetron, ternyata di depan mata saya, mereka berkeliaran. Sigh!




Rabu, 12 Juni 2013

Capek deh!

here
Gue pengen teriak. Iya, teriak sekenceng-kencengnya! Kerjaan lama-lama makin kejam dan brutal. *halah* gue semakin nggak punya waktu luang *tapi bisa ngeblog sekarang* untuk beranjak dari tempat duduk gue. Huhuu...bete.

Kenapa begitu banyak bos di kantor ini, ya Tuhan?

Saking banyaknya bos, gue sampe bingung, yang mana yang bener-bener bos yang memang harus gue patuhi. Pasalnya yang satu bilang A, yang satu bilang B, yang satu nyuruh gue untuk bikin C, yang satu nyuruh gue nanti aja. Apa pula sih ini? Ck, hellllooowww.

Dan tau-tau gue mau ditarik untuk ditempatkan diproject yang berlokasi di Jambi! NEVER, EMOH, OGAH, NEHI, TIDAK. Justru gue pengen buru-buru cepet kuliah, trus kelar kuliah, trus cabut dari penjara ini.

Mau gaji dinaikin, kek. Mau difasilitasi, kek. Mau diangkat anak, kek. Pokoknya sekali tidak, tetap tidak.

AAAAAAARRRRRRGGGGGGGGGGHHHHHH.