Saya benci menjadi sensi seperti ini. Setiap kali datang
bulan, mood saya langsung anjlok tanpa notifikasi terlebi dahulu. Saya sama
sekali nggak suka keadaan saya dimana mood saya naik turun seperti ini. Saya
ingin menjalani setiap detik hari saya dengan tawa, sesekali meledek orang
lain, bercanda, ngerumpi, mendengarkan gosip-gosip terbaru, menjalani kegiatan
saya dengan hati yang riang gembira, bukan dengan cemberut bibir manyun lima
senti seperti ini. Ini sungguh menyebalkan. Sigh!
Disaat ‘tamu bulanan’ ini datang, nggak ada yang bisa saya
lakukan untuk menunjukkan senyum, tawa bahkan keisengan saya seperti biasa.
Saya akan lebih diam, walaupun saya ingin sekali ikut nimbrung ngobrol dan
bercerita, walaupun saya ingin sekali ikut tertawa seperti mereka, tapi selalu
ada sesuatu tak kasat mata yang menahan saya untuk tetap diam di tempat dan
hanya menjadi penonton dan pendengar yang tersenyum ala kadarnya.
Saya akan
kesal dan benci dengan suara telepon di meja kerja saya. Saya akan benci dengan
suara bos saya yang memanggil saya. Saya akan benci jika ada orang lapangan
yang mengampiri meja saya. Saya akan benci semua hal, kecuali…jika saya berada
di tengah teman-teman terdekat saya.
Ya, hanya dengan berada diantara sahabat dan teman-teman
saya dan menggila bersama mereka, saya akan lupa bahwa saat ini, ‘tamu bulanan’
saya sedang datang. *love ya’ guys* *big hug*
Hanya dengan berimajinasi dengan mereka, saya akan sama
sekali lupa bahwa saya ‘seharusnya’ dengan sensi dan bukan tertawa-tawa.
Jadi, intinya, disaat “tamu bulanan” ini datang, yang saya
butuhkan adalah sahabat saya, Devi. Dan teman-teman seperjuangan saya yang
lainnya, yang selalu bisa berimajinasi dengan liarnya. Hanya itu yang mampu
merubah cemberut bibir manyun lima senti saya dengan gelak tawa yang bikin pipi
pegal.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar